Minggu, 22 April 2012
Sabtu, 14 April 2012
Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah
Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada
sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini
mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan
menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha
menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan
tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama
dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama
yang mulia ini.\
Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan
eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para
pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan
dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan
pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan
(diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar
pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka
secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah
dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi
pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa
pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya
Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta
yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam
Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak
berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak
tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak
kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh
terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah
Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik. (Qs. 5:82)
Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk
permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3
marhalah;
Marhalah pertama:
Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal
perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.
Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di
masa-masa awal perkembangannya adalah:
Pemboikotan
(embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah
sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa
harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang
perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk
menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para
pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi
ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para
pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu
urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti
mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras
(tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash
–tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka
didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar
menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb
kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun
enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli
dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah
tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu
semua. Oleh karena itu Allah berfirman:Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang
jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu;
dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu
dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya.
Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap
orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui. (Qs. 3:75)
Membangkitkan
fitnah dan kebencian: Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan
upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah
ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah.
Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat
dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah
kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas
kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi
untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan
mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka
keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa
sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:
يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ
اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ
بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ
لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ
وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ
الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ
وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
“Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat)
dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian
kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian
dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka
sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka
mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu
Allah turunkan firmanNya: Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari
ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan.
Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah
orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal
kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
(Qs. 3:99)
Menyebarkan
keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di
hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat
yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan
Allah dalam firmanNya: Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada
sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang
diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan
siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min)
kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan
pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara
agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan
keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin.
Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar
orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya
kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.
Memata-matai kaum
Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk
Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi
dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan
bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk
menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar
kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.
Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan
kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka
berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung
jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada
mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui
segala isi hati. (Qs. 3:118-119)
Usaha memfitnah
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam: Orang Yahudi tidak pernah henti
berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah
kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu
Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan
menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah
ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu
maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara
kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum
kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati.
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari
hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa
mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs.
5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan
menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.
Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah
kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan
kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam
dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu
sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat
diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi
mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada
mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
Pengusiran Bani
Qainuqa’
Pengusiran bani Al
Nadhir
Perang Bani
Quraidzoh
Penaklukan kota
Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir
dari jazirah Arab.
Marhalah ketiga:
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum
muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya
kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka
mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum
muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan
teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan
beberapa sebab diantaranya:
Kaum muslimin
kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi dapat
mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga
dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
Masuknya sebagian
orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan
merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.
Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada
kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini
membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3
contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini.
Yaitu:
Fitnah pembunuhan
khalifah UtsmanIni adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak
Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya
peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’.
Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.
Fitnah Maimun Al
Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’
membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat
orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah
memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin
Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al
Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah
Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin
Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al
Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di
penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus
berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi
banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan
pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
Penghancuran
kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan
berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum
muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan
kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan
kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus
dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya
dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun
834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun
855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama
Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun
926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu.
Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih
dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.
Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka
menggunakan kekuatan berikut ini:
Yahudi Al Dunamah.
Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang
memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
Salibis Eropa yang
sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama
dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia,
Yunani dan Italia.
Organisasi bawah
tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan
dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan
kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
Pada awal November
1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
Pada tanggal 18
November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
Pada Agustus 1923
M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan
tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
Pada tanggal 20
oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah
(Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
Pada tanggal 2
Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi
untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang
Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.
***
Penulis: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc.
sumber : http://muslim.or.id/manhaj/yahudi-islam-dalam-sejarah.htmlJumat, 13 April 2012
DO'A QUNUT
أَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ,
ALLHUMMAHDINI FIIMAN HADAIT
Ya Alloh tunjukkanlah aku bersama orang yang Engkau beri petunjuk
وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ,
WA'AAFINII FIIMAN 'AAFAIT
selamatkanlah aku bersama mereka yang telah Enkau beri keselamatan
وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ,
WA TAWALLANII FIIMAN TAWALLAIT
pelihara-lah aku bersama mereka yang telah Engkau pelihara
وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ,
WA BAARIKLLII FIIMAA A'THOIT
berikanlah
keberkahan pada sesuatu yang Engkau berikan padaku
وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ,
WAQINII SYARROMAA QODLOIT
Dan jagalah aku dari kejahatan apa saja yang telah Engkau tetapkan
فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ,
FAINNAKA TAQDHI WALA YUQDLO 'ALAIK
karena sesungguhnya Engkaulah yang menghukumi dan tidak dihukumi
وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ,
WAINNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT
dan sesunguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau tolong
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
TABAAROKTA ROBBANAA WATA'ALAIT
maka Maha Agunglah Engkau dan Maha luhurlah Engkau
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ
WA SHOLLALLOHU 'ALAN NABI
dan semoga Alloh tetap mencurahkan keselamatan dan kesejahteraan pada Nabi Muhammad
أَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ,
ALLHUMMAHDINI FIIMAN HADAIT
Ya Alloh tunjukkanlah aku bersama orang yang Engkau beri petunjuk
وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ,
WA'AAFINII FIIMAN 'AAFAIT
selamatkanlah aku bersama mereka yang telah Enkau beri keselamatan
وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ,
WA TAWALLANII FIIMAN TAWALLAIT
pelihara-lah aku bersama mereka yang telah Engkau pelihara
وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ,
WA BAARIKLLII FIIMAA A'THOIT
berikanlah
keberkahan pada sesuatu yang Engkau berikan padaku
وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ,
WAQINII SYARROMAA QODLOIT
Dan jagalah aku dari kejahatan apa saja yang telah Engkau tetapkan
فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ,
FAINNAKA TAQDHI WALA YUQDLO 'ALAIK
karena sesungguhnya Engkaulah yang menghukumi dan tidak dihukumi
وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ,
WAINNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT
dan sesunguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau tolong
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
TABAAROKTA ROBBANAA WATA'ALAIT
maka Maha Agunglah Engkau dan Maha luhurlah Engkau
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ
WA SHOLLALLOHU 'ALAN NABI
dan semoga Alloh tetap mencurahkan keselamatan dan kesejahteraan pada Nabi Muhammad
SUBUH
Subuh,,,pasti yang ada di fikiran anda adalah malas dan rasa kantuk...
eeitss,,,tapi tungu dulu di samping itu banyak banget yang kita dapat kan dari bangun dan shalat subuh,.
Banyak masjid pada waktu shalat Subuh hanya diisi beberapa orang. padahal fadhilah shalat Subuh berjamaah sangat besar, hingga Rasulullah menyebut jika saja umat tahu keutamaannya, maka mereka akan mendatangi jamaah Subuh dengan merangkak.
Muhammad Abdur Rauf al-Munawi dalam kitabnya at-Ta'arif mengatakan as-Subhu atau As Sabah adalah permulaan siang, yaitu ketika ufuk berwarna merah karena tertutup tabir matahari. Adapun shalat Subuh adalah ibadah shalat yang dilaksanakan ketika fajar shidiq dan berakhir pada saat matahari terbit.
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadis yang mendorong untuk melaksanakan shalat Subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengetahui waktu Subuh adalah waktu yang sulit. Seorang muslim bila dibiarkan begitu saja akan memilih mengistirahatkan dirinya sampai matahari terbit dan meninggalkan shalat wajib. Karena itu Rasulullah mengkhususkan shalat mulia ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat yang lain.
Banyak sekali keutamaan yang didapat di waktu Subuh. Salah satu keutamaannya adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan shalat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits,"Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh." (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Jika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang berdoa, maka tidak akan ada hijab di antara beliau dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena beliau sendiri adalah orang yang secara jasadiyah paling dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Pada hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, bahwasanya orang yang shalat Subuh akan dijamin oleh Allah. "Siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka, jangan kamu mencari jaminan Allah dengan sesuatu (selain dari shalat), yang pada saat kamu mendapatkannya justru kamu tergelincir ke dalam api neraka." (HR Muslim). Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memberikan jaminan, maka mungkin akal manusia sulit untuk menjangkau dan menebak apa yang akan diberikan Allah.
Waktu Subuh adalah waktu yang paling baik untuk mendapatkan rahmat dan ridha Allah. Allah berfirman,"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al-Kahfi: 28).
Keutamaan shalat Subuh yang lain adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala kelak akan memberikan pahala yang melebihi keindahan dunia dan isinya, sebagaimana telah disebutkan dalam satu riwayat Imam at-Turmudzi: "Dari Aisyah ra telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, dua rakaat shalat Fajar pahalanya lebih indah dari pada dunia dan isinya."
Lalu apa kata Rasulullah tentang Subuh?
( sumber : http://mojokertocyber.com/al-islam/1345-keutamaan-shalat-subuh )
Subuh,,,pasti yang ada di fikiran anda adalah malas dan rasa kantuk...
eeitss,,,tapi tungu dulu di samping itu banyak banget yang kita dapat kan dari bangun dan shalat subuh,.
Banyak masjid pada waktu shalat Subuh hanya diisi beberapa orang. padahal fadhilah shalat Subuh berjamaah sangat besar, hingga Rasulullah menyebut jika saja umat tahu keutamaannya, maka mereka akan mendatangi jamaah Subuh dengan merangkak.
Muhammad Abdur Rauf al-Munawi dalam kitabnya at-Ta'arif mengatakan as-Subhu atau As Sabah adalah permulaan siang, yaitu ketika ufuk berwarna merah karena tertutup tabir matahari. Adapun shalat Subuh adalah ibadah shalat yang dilaksanakan ketika fajar shidiq dan berakhir pada saat matahari terbit.
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadis yang mendorong untuk melaksanakan shalat Subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengetahui waktu Subuh adalah waktu yang sulit. Seorang muslim bila dibiarkan begitu saja akan memilih mengistirahatkan dirinya sampai matahari terbit dan meninggalkan shalat wajib. Karena itu Rasulullah mengkhususkan shalat mulia ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat yang lain.
Banyak sekali keutamaan yang didapat di waktu Subuh. Salah satu keutamaannya adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan shalat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits,"Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh." (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Jika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang berdoa, maka tidak akan ada hijab di antara beliau dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena beliau sendiri adalah orang yang secara jasadiyah paling dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Pada hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, bahwasanya orang yang shalat Subuh akan dijamin oleh Allah. "Siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka, jangan kamu mencari jaminan Allah dengan sesuatu (selain dari shalat), yang pada saat kamu mendapatkannya justru kamu tergelincir ke dalam api neraka." (HR Muslim). Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memberikan jaminan, maka mungkin akal manusia sulit untuk menjangkau dan menebak apa yang akan diberikan Allah.
Waktu Subuh adalah waktu yang paling baik untuk mendapatkan rahmat dan ridha Allah. Allah berfirman,"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al-Kahfi: 28).
Keutamaan shalat Subuh yang lain adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala kelak akan memberikan pahala yang melebihi keindahan dunia dan isinya, sebagaimana telah disebutkan dalam satu riwayat Imam at-Turmudzi: "Dari Aisyah ra telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, dua rakaat shalat Fajar pahalanya lebih indah dari pada dunia dan isinya."
Lalu apa kata Rasulullah tentang Subuh?
- Pahala shalat malam satu malam penuh.
Diriwayatkan Muslim dari Utsman bin Affan ra berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,"Barangsiapa yang shalat Isya berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah, maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh." Hadits riwayat Muslim. - Sumber cahaya di hari kiamat
Shalat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan "digulung". Ibadahlah yang akan menerangi pelakunya. - Surga yang dijanjikan
Diriwayatkan dari dari Abu Musa al-Asy'ari ra ia berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:"Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga." (HR Al-Bukhari). Dua waktu yang dingin itu adalah shalat Subuh dan shalat Ashar. - Melihat Allah
Mereka yang menjaga shalat Subuh dan Ashar, dijanjikan kelak di surga akan melihat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah ra artinya: "Kami sedang duduk bersama Rasulullah, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, "Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah." (HR Al-Bukhari dan Muslim). - Berada di bawah lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memberi janji, bila shalat Subuh dikerjakan, maka Allah akan melindungi siapapun yang mengerjakannya seharian penuh. Hadits yang diriwayatkan dari undab bin Sufyan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,"Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barangsiapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka." (HR MUslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
( sumber : http://mojokertocyber.com/al-islam/1345-keutamaan-shalat-subuh )
HAMAS
Syekh Ahmad Yassin, salah satu pendiri
Hamas, yang dibunuh Israel pada tanggal 22 Maret 2004, adalah seorang guru
kelahiran 1 Januari 1929, yang mencatatkan organisasi Mujama al-Islami Hamas
ini secara legal di Israel pada 1978. Ia berpijak ke Ikhwanul Muslimin yang
didirikan Hasan al-Banna pada 1928 di Mesir. Pemerintah Israel kala itu justru
menyokong Hamas, yang hanya berkutat di bidang sosial, moral, dan pendidikan.
Tel Aviv juga memanfaatkan Hamas untuk menyaingi kepopuleran Organisasi
Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Yasser Arafat.Matthew Levitt dalam
bukunya, Hamas: Politics, Charity, and Terrorism in the Service of Jihad,
menulis, Hamas yang akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan
Perlawanan Islam didirikan pada 14 Desember 1987. Organisasi ini merupakan
pengembangan dari Ikhwanul Muslimun—yang berpusat di Mesir—cabang
Palestina.Berkembang sebagai organisasi karitas, Hamas diam-diam juga berkembang
sebagai organisasi bersenjata. Hal ini baru terkuak di akhir 1987. Yassin,
alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, meluncurkan Harakat Muqawama al-Islamiya —
disingkat Hamas — yang berarti Gerakan Perlawanan Islam.Tujuan pendirian Hamas
dicantumkan di aktanya: "mengibarkan panji-panji Allah di setiap inci bumi
Palestina". Dengan kata lain: melenyapkan bangsa Israel dari Palestina dan
menggantinya dengan negara Islam. Hamas baru ini dibidani Yassin dan tujuh
orang berpendidikan tinggi: Abdul Aziz al-Rantissi (dokter spesialis anak),
Abdul Fatah Dukhan dan Muhammad Shamaa (keduanya guru), Isa Nashar dan Abu
Marzuq (insinyur mesin), Syekh Salah Silada (dosen), dan Ibrahim al-Yazuri
(farmakolog).Hamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi
perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai
lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan
Israel.
Peluncuran Hamas menemukan momentumnya
dengan kebangkitan Intifadah I, yang bergolak di sepanjang Jalur Gaza.
Anak-anak Palestina tak gentar melawan tentara Israel dengan batu-batu
sekepalan tangan. Sejak itu, sayap-sayap militer Hamas beroperasi secara
terbuka. Mereka meluncurkan sejumlah serangan balasan—termasuk bom bunuh
diri—ke kubu Israel.
Pada Agustus
1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya
adalah Deklarasi Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan
Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom
yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui
hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai". Hamas tidak
menyetujui perjanjian ini.
Pada Januari 2006, Hamas melangkah ke arena
politik formal. Secara mengejutkan, mendulang kemenangan—meraih 76 dari 132
kursi dalam pemilihan anggota parlemen Palestina. Hamas mengalahkan Fatah,
partai berkuasa sebelum pemilu saat itu. Kabinet yang didominasi orang Hamas
terbentuk.
(WIKIPEDIA)
Langganan:
Postingan (Atom)